Gigi bersih, cemerlang dan tidak berlubang, membuat anak lebih percaya diri saat tersenyum dan tertawa. Senyum dan tawa mereka akan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi orangtua. Untuk menjaga gigi tetap sehat dan kuat dibutuhkan peran anak, orangtua dan lingkungan. Kapan kita mulai mengajarkan anak tentang kesehatan gigi dan mulut? Sedini mungkin. Mulailah dengan memberi tahu anak mengapa merawat gigi itu sangat penting. Anak kecil sekalipun bisa mengerti saat diberi tahu tentang cara menjaga kebersihan gigi dan mulut. Bantu mereka memahami tentang gigi yang sehat. Waktu anak mengerti tentang mengapa gigi bisa rusak (berlubang) dan masalah apa yang bisa mereka alami (bisa menimbulkan rasa sakit atau membutuhkan biaya perawatan yang mahal), mereka akan berusaha untuk mencegah giginya berlubang. Hal ini membuat anak bertanggung jawab dan membantu mengatasi masalah.

Bagaimanan cara menjaga kesehatan gigi? Salah satunya adalah membersihkan gigi dengan sikat gigi. Menyikat gigi dapat diajarkan sejak dini. Sikat gigi merupakan alat yang bermanfaat bagi kesehatan mulut. Menyikat gigi yang efektif dapat membantu mencegah gigi berlubang dan penyakit gusi. Penelitian melaporkan bahwa kebiasaan menyikat gigi setiap hari dengan pasta gigi berfluorida efektif dalam mencegah gigi berlubang pada anak usia dini hingga 31%.

Dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Kapan anak mulai diajarkan menjaga kesehatan gigi dan mulut
    • Saat lahir.
      Menjaga kesehatan mulut anak dapat dilakukan sejak lahir. Mulailah membersihkan gusi dan lidah bayi sebelum gigi tumbuh. Bisa dengan kain lembut yang dibasahi dengan air hangat atau kasa yang dibasahi dengan air hangat dengan tekanan yang lembut.1
    • Saat gigi pertama mulai tumbuh (6 – 12 bulan).
      Mulailah menyikat gigi segera setelah gigi pertama tumbuh menggunakan sikat gigi / sikat jari yang lembut dan ukuran yang sesuai. Posisi orangtua : menggendong anak dengan satu tangan dan membersihkan gigi dengan tangan lainnya.2
    • Saat anak usia 1-2 tahun.
      Kebanyakan balita senang meniru orang tua mereka, akan dengan mudah berlatih menyikat gigi sendiri. Namun di usia ini anak belum bisa melakukan pembersihan gigi dengan baik, oleh sebab itu orang tua tetap membantu menyikat gigi anak. Posisi orangtua : bisa dengan “Lutut ke Lutut”. Dua orang dewasa duduk saling berhadapan dengan lutut bersentuhan. Istirahatkan anak di pangkuan kemudian seorang dewasa memegang kaki dan lengan anak itu, yang lainnya menyikat.
    • Saat usia 3-6 tahun.
      Meskipun ada peningkatan pada kemampuan anak dalam menyikat gigi, namun orang tua tetap membantu menyikat gigi anak. Anak adalah pemikir yang konkret. Cobalah untuk menunjukkan dan berikan detail cara menyikat gigi yang benar. Anak akan mengingat tentang yang diajarkan. Seperti halnya orang dewasa, ketika anak tahu apa yang mereka lakukan untuk tujuan yang baik, mereka akan melakukannya dengan senang hati. Posisi orangtua : di belakang anak. Miringkan kepala anak ke atas, lingkarkan lengan di kepala anak untuk memberikan dukungan. Gunakan tangan yang bebas untuk menarik bibir atau pipi. Jangan berdiri di depan anak karena tidak mendukung kepala anak. Arahkan bulu sikat gigi ke arah gusi. Gerakkan sikat secara melingkar untuk membersihkan sisi luar gigi dan gusi. Sikat dengan lingkaran lembut di bagian dalam gigi dan gusi. Sikat ke belakang dan ke depan pada permukaan gigi yang mengunyah.
    • Saat Usia 6-12 tahun (usia sekolah).
      Anak-anak dapat lebih bertanggung jawab atas kebersihan mulut. Keterlibatan orang tua masih dibutuhkan, tetapi mereka dapat beralih ke “pengawasan aktif” daripada melakukan menyikat untuk anak.
  2. Pemilihan sikat gigi
    Penting untuk memilih sikat gigi yang tepat. Pilih sikat gigi kecil, berukuran anak, dan berbulu lembut. Pegangannya lebih pendek dengan diameter besar. Merendam sikat dalam air hangat selama beberapa menit sebelum menyikat dapat semakin melembutkan bulu sikat. Biarkan anak membantu memilih sikat gigi sendiri. Mereka bisa memilih warna, desain atau karakter kartun yang mereka sukai. Sikat gigi elektrik bisa juga menjadi pilihan. Beberapa sikat gigi elektrik dapat membersihkan sedikit lebih bersih daripada sikat manual, tetapi yang terbaik adalah menggunakan sikat yang disukai anak. Jika menggunakan sikat gigi elektrik, hindari menggerakkan sikat secara melingkar. Jaga tangan tetap diam, dan arahkan sikat ke gigi dan gusi anak.
    Tanda-tanda gigi anak tidak disikat dengan benar biasanya gusi tampak merah dan bengkak. Ada lapisan putih di atas gigi (plak).
  3. Penggunaan pasta gigi
    Penggunaan pasta gigi berfluorida aman untuk anak. Fluorida merupakan mineral alami yang melindungi dan memperkuat gigi. Namun fluorida berlebihan dapat menyebabkan bercak pada gigi. Pastikan anak tidak menelan pasta gigi berfluorida. Anak usia 6-12 bulan tidak perlu menggunakan pasta gigi. Ukuran pasta gigi yang disarankan untuk usia 1-2 tahun : selapis tipis saja atau seukuran sebutir beras dan usia3-6 tahun hanya seukuran kacang polong (seperti pada gambar 3A, 3B)3
    Saat anak mulai menggunakan pasta gigi, setelah menyikat gigi minta dia untuk meludahkannya dan berkumur 1 kali saja supaya pasta gigi berfluorida yang tertinggal melindungi gigi anak.
  4. Lamanya penyikatan gigi
    Waktu penyikatan sekitar 2 menit. Supaya anak tidak bosan, anak bisa menyikat gigi sambil mendengarkan lagu yang ia sukai, atau gunakan timer berdurasi 2 menit.
  5. Waktu penyikatan gigi
    Waktu penyikatan yang tepat adalah sesudah sarapan dan sebelum tidur. Jangan pada saat mandi pagi (bila anak mandi dulu, baru kemudian sarapan) dan mandi sore. Sebelum tidur sebaiknya anak tidak diberi susu dengan menggunakan botol, karena dapat menyebabkan gigi berlubang.
  6. Kapan waktu mengganti sikat gigi
    Waktu yang disarankan untuk pergantian sikat gigi adalah setelah 3 bulan atau sampai warna sikat gigi berubah atau bulu sikatnya melebar sebelum 3 bulan. Penggantian sikat gigi dilakukan untuk menghindari kerusakan gusi dan meningkatkan efektivitas pembersihan.
  7. Penyimpanan sikat gigi
    Simpan sikat gigi dalam posisi tegak di dalam wadah terbuka agar kering dengan sendirinya.
  8. Flossing (Benang gigi)
    Flossing adalah bagian penting lain dari perawatan gigi anak. Ajari anak untuk membersihkan gigi dengan benang gigi 1x sehari. Bisa membeli benang gigi yang dilengkapi gagang agar lebih mudah. Flossing dapat membantu membersihkan sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau/dibersihkan dengan sikat gigi. Flossing dapat mencegah lubang di sela-sela gigi dan radang gusi. Flossing pada anak dibutuhkan ketika menyikat gigi tidak dapat membersihkan semua permukaan gigi.
  9. Sikat lidah
    Ajari anak menyikat lidahnya dengan lembut. Ini membantu mengurangi jumlah bakteri di mulut.
  10. Obat kumur
    Dianjurkan pada anak yang sudah mulai bisa berkumur dan tidak menelannya. Biasanya usia diatas 6 tahun.

Orangtua diharapkan bisa sabar mendampingi anak saat menyikat gigi, karena memang tidak mudah untuk membentuk suatu kebiasaan yang baik. Mulailah mengajak anak menyikat gigi sebelum waktunya terlalu dekat dengan waktu tidur. Jangan menunggu sampai larut. Jika anak lelah, orangtua mungkin tidak bisa bekerja sama dengan anak untuk menyikat gigi.
Beri reward pada anak apabila ia mau bekerjasama dalam perawatan gigi yang baik. Tawarkan/ berikan sesuatu yang bermanfaat bagi anak, tidak harus mahal.
Menyikat gigi bisa juga dijadikan sebagai kegiatan kelompok karena anak cenderung mau bergabung waktu melihat orang dewasa menyikat gigi.

Orangtua berperan penting dalam membentuk perilaku anak dalam menjaga kesehatan giginya. Tidak ada kata terlalu dini untuk mulai mendidik anak tentang kesehatan gigi, dan tidak ada kata “terlalu banyak” yang dapat diberikan kepada mereka. Anak cenderung belajar melalui pengulangan dan latihan, jadi semakin banyak orangtua mengajar mereka, akan semakin baik. Mereka akan menjadi terbiasa dan kebiasaan tersebut akan menetap sampai mereka dewasa..
Ayo, rajin sikat gigi… supaya gigi sehat dan kuat…

Sumber : drg. Linda Sari Sembiring, Sp.KGA, M.K.G

Literatur:

1. Moghadam FA, Moghadam SA, Journal of dental material and Techniques, 2018, vol 7, p. 181-184
2. Boustedt, K, Dahlgren J, Twetman S, Roswall J, Tooth brushing habits and prevalence of early childhood caries: a prospective cohort study, 2019, European Archives of Paediatric Dentistry, 21:155–159
3. Francisco j, Ramos Gomez, Pediatric Dental Care: Prevention and Management Protocols, Based on Caries Risk Assessment, J Calif Dent Assoc. 2010; 38(10): 746–761.
4. Price D, Pediatric Nursing, 2008. Ten edition Elsevier
5. Beith K, Tassoni, Bulman, Children”s Care, Laerning & Development, 2005, Heinnemann
6. Muthu, Sivakumar, 2009, Paediatric Dentistry: Principles and Practive, Elsevier
7. Donald M, McDonald and Avery Dentistry for the Child and Adolescent, 2011, ninth edition

CategoryTopik Gigi Anak