Menjaga kebersihan rongga mulut selama bulan suci Ramadhan pada anak prinsipnya tidak berbeda dengan menjaga kebersihan rongga mulut secara rutin. Namun ada sedikit perbedaan pada kondisi rongga mulut anak pada saat berpuasa. Aliran air liur anak menjadi berkurang dan mulut bisa menjadi kering sehingga dapat menyebabkan bau mulut. Air liur berperan penting dalam melindungi mulut dan mengurangi pertumbuhan bakteri. Biasanya setelah anak berbuka puasa, kelenjar ludah segera distimulasi dan produksi air liur menjadi normal kembali. Kebersihan mulut yang buruk, seperti penumpukan plak bakteri dapat meningkatkan konsentrasi senyawa yang mengandung sulfur yang ditandai dengan bau mulut, kerusakan gigi (gigi berlubang), dan penyakit gusi.

Cara Menjaga Kesehatan Mulut Pada Anak Selama Berpuasa:

  1. Pemilihan sikat gigi
    Penting untuk memilih sikat gigi yang tepat pada anak untuk menghindari kerusakan gusi dan meningkatkan efektivitas pembersihan gigi. Pilih sikat gigi kecil, berukuran anak, dan berbulu lembut. Pegangannya lebih pendek dengan diameter besar. Merendam sikat dalam air hangat selama beberapa menit sebelum menyikat dapat melembutkan bulu sikat. Biarkan anak membantu memilih sikat gigi sendiri. Mereka bisa memilih warna, desain atau karakter kartun yang mereka sukai. Jika menggunakan sikat gigi elektrik, hindari menggerakkan sikat secara melingkar. Jaga tangan tetap diam, dan arahkan sikat ke gigi dan gusi anak.
  2. Waktu Menyikat gigi
    Anak dapat menyikat dan membersihkan gigi dengan bersih sebelum tidur di malam hari dan menyikat gigi setelah sahur (makan sebelum fajar). Menyikat dua kali sehari sudah cukup untuk pencegahan penyakit mulut. Waktu penyikatan selama 2 menit. Supaya anak tidak bosan, anak bisa menyikat gigi sambil mendengarkan lagu atau gunakan timer berdurasi 2 menit. Tanda-tanda gigi anak tidak disikat dengan benar biasanya gusi tampak merah dan bengkak. Ada lapisan putih di atas gigi (plak).
  3. Ajari anak menyikat lidahnya dengan lembut. Ini membantu mengurangi jumlah bakteri di mulut.
  4. Penggunaan pasta gigi berfluorida.
    Fluorida merupakan mineral alami yang melindungi dan memperkuat gigi. Namun fluorida berlebihan dapat menyebabkan bercak pada gigi.
  5. Obat kumur biasanya sebagai tambahan untuk kebersihan mulut.
    Supaya obat kumur tidak tertelan, obat kumur digunakan diluar jam puasa dan usia anak di atas 6 tahun. Gunakan obat kumur bebas alkohol (alcohol free). Beberapa obat kumur mengandung etonol dapat menyebabkan mulut semakin mengering, mulut bisa terbakar dan menyengat. Klorheksidin, antiseptik yang biasa diresepkan pada obat kumur. Klorheksidin dapat digunakan sebagai obat kumur, semprotan, atau gel. Obat kumur siwak juga bisa digunakan.
  6. Membersihkan gigi dan mulut menggunakan Benang gigi (Flossing)
    Flossing adalah bagian penting lain dari perawatan gigi anak. Ajari anak untuk membersihkan gigi dengan benang gigi 1x sehari. Bisa membeli benang gigi yang dilengkapi gagang agar lebih mudah. Flossing dapat membantu membersihkan sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau/dibersihkan dengan sikat gigi. Flossing dapat mencegah lubang di sela-sela gigi dan radang gusi. Flossing pada anak dibutuhkan ketika menyikat gigi tidak dapat membersihkan semua permukaan gigi.
  7. Anak bisa mengunyah permen karet bebas gula (xylitol) diluar jam puasa untuk merangsang aliran air liur dan mencegah mulut anak mengering.
  8. Nutrisi pada saat sahur dan berbuka puasa
    • Makan buah dan sayuran pada saat sahur dan berbuka puasa. Makan buah-buahan yang kaya vitamin C seperti beri, jeruk dan jambu biji. Vitamin C dapat mencegah penyakit gusi yang menyebabkan bau mulut. Mengunyah buah apel, pir, wortel, dan mentimun dapat mendorong produksi air liur.
    • Hindari minuman berkarbonasi (bersoda), gorengan, makanan bergula dan lengket.
  9. Berkunjung ke drg bisa dilakukan setelah berbuka puasa (diluar jam puasa)
    • Pemeriksaan rutin
    • Penambalan gigi berlubang, pencabutan gigi, pembersihan plak dan karang gigi
    • Aplikasi fluorida pada gigi (pencegahan gigi berlubang)
  10. Jangan lupa memberi reward pada anak apabila ia mau merawat giginya dengan baik selama puasa.
    Reward nya bisa berupa pujian, pelukan, atau memasak makanan kesukaannya pada saat sahur atau berbuka puasa.

Diharapkan selama bulan puasa, gigi dan mulut anak tetap sehat. Kesehatan gigi dan mulut yang terjaga, tentunya akan membuat anak menjadi percaya diri untuk tersenyum saat berpuasa. Senyum itu juga termasuk ibadah. Sebuah senyuman dapat memberi makna dan memberi warna tersendiri.

Diasuh oleh: drg. Linda Sari Sembiring, Sp.KGA., M.K.G.

Sumber Pustaka:

  1. Boustedt, K, Dahlgren J, Twetman S, Roswall J, Tooth brushing habits and prevalence of early childhood caries: a prospective cohort study, 2019, European Archives of Paediatric Dentistry, 21:155–159
  2. Peedikayil Faizal, Anjarakandy, Management of muslim dental patient while fasting, January 2014, European Journal of General Dentistry 3(1):82-84
  3. Francisco j, Ramos Gomez, Pediatric Dental Care: Prevention and Management Protocols, Based on Caries Risk Assessment, J Calif Dent Assoc. 2010; 38(10): 746–761
  4. Price D, Pediatric Nursing, 2008. Ten edition Elsevier
  5. Beith K, Tassoni, Bulman, Children”s Care, Laerning & Development, 2005, Heinnemann
  6. Muthu, Sivakumar, 2009, Paediatric Dentistry: Principles and Practive, Elsevier
  7. Donald M, McDonald and Avery Dentistry for the Child and Adolescent, 2011, ninth edition