Diabetes Mellitus (DM) masih menjadi masalah kesehatan yang serius di negara-negara seluruh dunia. Tidak hanya kematian, Diabetes Mellitus juga menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Indonesia berada di peringkat ke-7 negara dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak, dan menjadi penyumbang penderita Diabetes terbanyak di Asia Tenggara.

Diabetes Mellitus dikenal sebagai suatu kelainan metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah (Hiperglikemia). Peningkatan kadar gula darah ini dapat disebabkan oleh gangguan pengeluaran insulin, gangguan pada kerja insulin, ataupun keduanya.

Diabetes Mellitus dibagi menjadi beberapa tipe:

  1. Diabetes Mellitus (DM) tipe 1, yaitu Diabetes yang terjadi dikarenakan suatu proses autoimun, dimana terjadi destruksi sel-sel penghasil insulin di pankreas. DM tipe 1 pada umumnya muncul pada usia anak-anak.
  2. DM tipe 2, yaitu Diabetes yang terutama terjadi karena terjadi resistensi insulin, sehingga kerja insulin dalam mengatur kada gula darah tidak maksimal. DM tipe 2 dapat diturunkan secara genetik, dan pada umumnya berhubungan dengan obesitas (kegemukan) dan pola hidup yang tidak sehat.
  3. DM Gestasional, yaitu Diabetes yang terjadi pada kehamilan.
  4. DM tipe lain, yaitu Diabetes yang disebabkan oleh berbagai penyebab lain seperti kelainan genetik, penyakit, atau obat-obatan.

Gejala-gejala Diabetes Mellitus

Pada stadium awal, Diabetes tidak memberikan gejala. Namun seiring bertambah beratnya penyakit maka dapat muncul gejala-gejala khas seperti Poliuria (banyak kencing), Polidypsia (banyak minum), Polifagia (banyak makan), fatigue (cepat lelah), penglihatan kabur, penurunan berat badan, luka yang sulit sembuh, dan kesemutan. Apabila muncul gejala-gejala demikian, maka kita boleh mewaspadai adanya Diabetes.

Kapan saya Dikatakan Menderita Diabetes Mellitus ?

Seseorang dinyatakan menderita Diabetes Melitus apabila mengalami gejala khas DM dan hasil pemeriksaan kadar Gula Darah Sewaktu 200mg/dL (11,1mmol/L) atau lebih. Selain itu, diagnosis DM dapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti gambar dibawah ini :

Kapan Harus Memeriksakan Diri? Kapan Harus Screening?

Diabetes seringkali tidak bergejala, dan bila gejala timbul seringkali sudah disertai oleh komplikasi ke organ-organ lain seperti ginjal, mata, jantung, dan lain sebagainya. Oleh karena itu penting untuk memahami kapan seseorang harus memeriksakan diri untuk mengetahui apakah memiliki risiko mengalami Diabetes atau tidak.

Pada Orang Dewasa, Pemeriksaan Gula darah harus dipertimbangkan pada individu dengan kegemukan (Indeks Massa Tubuh/ BMI >> 25kg/m2) dan memiliki faktor risiko sebagai berikut :

  • Physical Inactivity (Kurang aktif secara fisik, misal kurang berolahraga, dll)
  • Riwayat diabetes pada keluarga inti.
  • Etnis tertentu (Afrika-Amerika, Latin, Amerika, Asia-Amerika, Kepulauan Pasifik).
  • Wanita dengan riwayat melahirkan bayi dengan berta lahir >>4,5kg atau pernah terdiagnosis Diabetes Gestasional.
  • Kadar Kolesterol HDL <<35mg/dL dan /atau Trigliserida >250mg/dL.
  • Wanita dengan PCOS (Sindroma Polikistik Ovarium).
  • Kadar HbA1C lebih dari sama dengan 5,7%, atau Kadar gula puasa terganggu, atau kadar gula plasma setelah TTGO.
  • Kondisi yang berhubungan dengan resistensi (kelainan) insulin seperti Obesitas berat, acanthosis nigricans)
  • Riwayat penyakit kardiovaskular.

Pemeriksaan rutin harus dimulai saat menginjak usia 45 tahun (atau usia kurang dari 45tahun apabila memiliki faktor risiko). Bila hasil normal, pemeriksaan harus diulang dalam rentang waktu minimal 3 tahun. Individu dengan faktor risiko yang lebih tinggi boleh mengulang pemeriksaan dengan interval yang lebih pendek.

Pada Ibu hamil, pemeriksaan screening gula penting untuk mengurangi risiko komplikasi atau penyulit kehamilan pada ibu dan bayi seperti preeklampsi, operasi sesar, kelainan kongenital, dan makrosomia, distosia bahu, nerve’s palsy, patah tulang, kuning/jaundice dan kematian usia anak. Pemeriksaan pada ibu hamil dianjurkan untuk dilakukan pada trimester pertama apabila memiliki faktor risiko menderita DM tipe 2. Pemeriksaan dilakukan mengkonsumsi glukosa 50g tanpa puasa yang bila hasilnya positif maka dilanjutkan dengan tes konsumsi glukosa sebanyak 100gr. Pemeriksaan dapat dilakukan pada usia kehamilan 24 minggu.

Pada anak-anak, pemeriksaan screening gula direkomendasikan pada anak atau remaja usia dibawah 18 tahun yang overweight, dan memiliki 2 dari faktor risiko berikut :

  • Riwayat DM tipe 2 pada keluarga
  • Suku/etnis berisiko
  • Acanthosis nigricans
  • Hipertensi / Tekanan darah tinggi
  • Hiperlipidemia (Kadar lemak darah tinggi)
  • Sindroma Polikistik Ovarium, pemeriksaan direkomendasikan setiap 2 tahun mulai dari usia 10 tahun, atau saat mulai pubertas

Pada Usia Lanjut, tidak ada rekomendasi pemeriksaan secara rutin pada pasien geriatri (usia lanjut). Namun, pemeriksaan screening ini dapat dilakukan untuk menghindari komplikasi dari diabetes yang dapat mengganggu fungsi dan kualitas hidup pasien.

Mengapa Kita Perlu Tahu Diabetes Mellitus?

Diabetes yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi antara lain kebutaan, amputasi tungkai bawah, gagal ginjal, penyakit jantung dan pembuluh darah. Keadaan-keadaan ini selain mengganggu kualitas hidup pasien, juga dapat menyebabkan kematian yang lebih cepat dari yang seharusnya. Perlu diingat bahwa Diabetes Mellitus adalah satu dari 8 penyakit utama yang menyebabkan kematian pada orang dewasa.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Apabila sudah terdiagnosis atau sedang dalam pengobatan Diabetes, anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Mengikuti Edukasi mengenai Diabetes Mellitus di Fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada disekitar anda
  2. Mengatur pola makan sesuai dengan diet untuk penyakit DM (3J ; Jumlah, Jenis, Jadwal)
  3. Melakukan latihan fisik secara teratur dan tepat dengan prisnip BBTT (Baik, Benar, Terukur, dan Teratur), jenis latihan yang dianjurkan antara lain jogging, senam, bersepeda, atau berenang
  4. Mengkonsumsi obat secara teratur sesuai anjuran dokter.
  5. Memantau kadar gula darah sesuai petunjuk dokter

Banyak hal lain yang dapat kita lakukan untuk mencegah Diabetes Mellitus antara lain dengan membatasi konsumsi gula, garam lemak agar tidak berlebihan, rajin melakukan aktivitas fisik, tidak merokok atau terpapar asap & residu rokok, jaga berat badan ideal/ cegah obesitas, serta cek kesehatan secara teratur.

Diasuh oleh:

dr. Benedicta Monica

Dokter RSGM Maranatha

Sumber Pustaka :

https://www.aafp.org/afp/2016/0115/p103.html

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554615/

https://care.diabetesjournals.org/content/38/Supplement_1/S8

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/mitos-diabetes-bukan-masalah-besar

https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.pdf

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/2/apa-yang-harus-dilakukan-bila-terdiagnosis-penyakit-diabetes-melitus

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/4/cegah-cegah-dan-cegah-penyakit-tidak-menular-dengan-tips-berikut-ini

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/2/latihan-fisik-yang-dianjurkan-untuk-penyandang-diabetes