Sebuah studi yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa, 1 dari 4 orang dewasa di Indonesia masih kurang dalam minum air. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia kesadaran untuk meminum air yang cukup masih sangat kurang. Padahal air merupakan senyawa pembentuk sel dan cairan tubuh yang utama. Tubuh kita mengandung 50-60% air. Selain sebagai senyawa pembentuk sel, air juga berperan dalam mengatur suhu tubuh, sebagai pelarut zat-zat gizi, membantu dalam proses pencernaan, transportasi zat gizi ke sel-sel, sebagai pelumas dan lubrikan terhadap sendi, serta menjadi media pengeluaran zat sisa (urine). Peran-peran air dalam tubuh tidak dapat digantikan dengan zat/senyawa lainnya.

Manusia umumnya memperoleh air dari minuman, makanan, dan hasil metabolisme dalam tubuh. Namun 70-80% kebutuhan air minum tercukupi lewat minuman. Makanan hanya dapat mencukupi kebutuhan minum sebanyak kurang lebih 20%. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga tubuh kita untuk terhidrasi dengan baik. Bagi orang dewasa sendiri, laki-laki dianjurkan untuk minum sebanyak 2 liter (8 gelas) per hari dan perempuan sebanyak 1,75 liter (7 gelas) per hari. Namun, keadaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti aktivitas fisik dan kondisi kesehatan masing-masing individu.

Adanya pandemi COVID-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, membuat kita lebih sadar akan betapa pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit. Sebagian besar berusaha untuk menjaga tubuh agar dalam kondisi yang sehat. Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga imun kita tetap optimal adalah dengan minum air yang cukup. Namun tantangan yang dapat kita rasakan adalah dengan menggunakan masker. Menggunakan masker adalah salah satu protokol yang harus kita terapkan di era ini. Namun ini membatasi konsumsi makanan ataupun minuman pada orang yang masih harus bekerja di kantor maupun kami sebagai tenaga kesehatan.

Apa yang terjadi ketika tubuh kekurangan air?

Studi menunjukkan ada dampak jangka pendek maupun jangka panjang bila tubuh kita kekurangan air. Dampak yang kita rasakan secara langsung (dampak jangka pendek) adalah perubahan mood, penurunan konsentrasi, ketangkasan maupun memori. Kita juga dapat merasakan nyeri kepala, mudah merasa lelah, serta mata dan mulut yang terasa kering. Sedangkan efek jangka panjang yang bisa terjadi adalah penurunan fungsi ginjal, batu maupun infeksi saluran kemih, konstipasi (sulit BAB), dan peningkatan risiko terjadinya penyakit kronis, seperti obesitas, penyakit jantung, kencing manis, maupun stroke.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui status hidrasi tubuh kita masing-masing, apakah air yang kita konsumsi sudah cukup menghidrasi tubuh kita atau masih kurang. Untuk menjaga kebutuhan minum tetap terpenuhi kita dapat melakukan:

  • Minum setiap 1-2 jam
  • Minum sebelum haus
  • Selalu membawa air minum saat beraktivitas
  • Minum setiap istirahat
  • Minum setelah makan

Air juga merupakan zat yang sangat cepat diabsorbsi tubuh. Faktanya menunjukkan air yang diminum dapat mencapai pembuluh darah dalam waktu 5 menit dan dapat bertahan di dalam tubuh selama 10-50 hari. Jadi, apa yang kita minum sangat mempengaruhi kesehatan kita. Lalu, kualitas air yang seperti apa yang baik bagi tubuh kita?

Menurut departemen kesehatan RI, syarat air minum yang baik untuk dikonsumsi:

  • Tidak bau
  • Tidak berasa
  • Bersih dan jernih
  • Tidak mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh

Mari menjaga tubuh kita tetap sehat dengan minum air yang cukup setiap harinya.

diasuh oleh: dr. Janifer Gabriella

Dokter RSGM Maranatha

Sumber Pustaka:

    1. Bardosono et al. Total fluid intake assessed with a 7-day fluid record versus a 24-h dietary recall: a crossover study in Indonesian adolescents and adults. Eur J Nutr. 2015 Jun;54 Suppl 2:17-25.
    2. IHWG. Pentingnya Air Bagi Tubuh. 2016. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
    3. H4H. Water and Hydration: Physiological Basis in Adults. Danone Nutricia Research.
    4. IHWG. Hidrasi Sehat Selama Pandemi. (https://ihwg.or.id/info-hidrasi/artikel/hidrasi-sehat-selama-pandemi; diakses 8/11/2021)
    5. SNI AMDK 2006