Natal, yang sama seperti hari raya besar keagamaan lainnya di Indonesia, identik dengan acara berkumpul dengan keluarga dan handai taulan, bertukar paket / hampers natal, dan makan bersama. Makanan yang tersaji biasanya didominasi oleh makanan-makanan yang banyak mengandung gula, tepung, susu, dan bahan-bahan lainnya yang banyak memberikan rasa gurih dan manis. Makanan-makanan ini bila tidak diseimbangi dengan kebiasaan perawatan gigi yang baik dapat menyebabkan timbulnya karies / lubang gigi yang bilamana tidak dirawat dan ditangani dengan baik dapat menyebabkan lubang semakin besar, bisa menyerang syaraf, dan bila tidak terselamatkan dapat berujung pada pencabutan gigi.

Pencabutan gigi sendiri merupakan suatu prosedur pembedahan dan pengangkatan / pencabutan (ekstraksi) pada daerah gigi dan mulut yang dilakukan dengan alat bantu seperti tang, elevator, atau pendekatan-pendekatan lainnya. Pencabutan gigi bersifat irreversible / tidak dapat dikembalikan seperti sedia kala dan terkadang dapat menimbulkan komplikasi yang berefek pada kesehatan tubuh secara umum. Sebuah tindakan pencabutan gigi dapat disebut ideal ketika seorang dokter gigi dapat mencabut / meng-ekstraksi gigi dengan utuh / tidak pecah, rasa sakit yang minimal, dan trauma yang sekecil mungkin pada jaringan pendukungnya sehingga luka bekas pencabutan akan sembuh secara normal dan tidak menimbulkan masalah.

Pencabutan gigi adalah salah satu tindakan kedokteran gigi yang paling banyak dilakukan. Terdapat beberapa hal yang menjadi dasar keputusan seorang dokter gigi dalam melakukan pencabutan gigi.

A. Tanda-tanda / Indikasi Diperlukannya Pencabutan Gigi

  1. Adanya pertumbuhan gigi sulung tidak normal atau gigi berjejal.
  2. Penyakit gusi dan jaringannya parah sehingga mengakibatkan gigi goyang.
  3. Gigi yang patah yang dapat mengakibatkan infeksi gusi dan jaringan pendukung gigi.
  4. Gigi dengan karies yang dalam dan tidak dapat dipertahankan.
  5. Gigi dengan kondisi impaksi.
  6. Gigi yang termasuk dalam rahang yang patah.
  7. Gigi yang akan diberikan perawatan ortodonti.
  8. Pasien yang ingin dibuat protesa (gigi tiruan).
  9. Sisa akar dan syaraf gigi mati yang belum dibersihkan.
  10. Kesulitan ekonomi sehingga tidak memungkinkan untuk menjangkau perawatan lainnya.

B. Tanda-tanda / Kontraindikasi Diperlukannya Penundaan Pencabutan Gigi

Kontraindikasi pencabutan gigi adalah berbagai keadaan yang memengaruhi penundaan tindakan pencabutan gigi guna menghindari terjadinya komplikasi yang berat maupun fatal. Kontraindikasi dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor lokal dan sistemik.

  1. Faktor lokal
    • Penyakit gusi dan jaringan pendukungnya yang terlokalisir. Untuk menghindari terjadinya penyebaran infeksi, maka pemberian antibiotik menjadi salah satu pilihan.
    • Adanya infeksi oral seperti herpetic gingivostomatitis, vincent’s angina, dan ANUG yang mana pasien harus dirawat terlebih dahulu.
    • Gigi pada daerah yang pernah mengalami perawatan radiasi karena dapat mengakibatkan osteonekrosis.
  2. Faktor sistemik
    • Penyakit diabetes tidak terkontrol
    • Hipertensi (darah tinggi)
    • Penyakit jantung
    • Pasien dengan terapi steroid
    • Kehamilan
    • Kelainan darah
    • Pasien dengan terapi antikoagulan (pengencer darah)

C. Hal yang harus dilakukan setelah pencabutan gigi

Pencabutan gigi pasti menimbulkan setidaknya luka yang harus diperhatikan sehingga proses penyembuhannya menjadi sempurna. Instruksi – instruksi berikut ini perlu diperhatikan agar menghindari terjadinya komplikasi dan membantu proses penyembuhan menjadi lebih cepat:

  1. Menggigit kasa steril dan mengganti setiap 20 menit sekali atau saat merasa kassa sudah basah.
  2. Hindari mengunyah menggunakan sisi yang baru saja dilakukan pencabutan gigi.
  3. Hindari menghisap, berkumur, atau meludah terlalu sering karena akan memperlambat proses penyembuhan luka. Gerakan menyeruput yang menekan sisi dalam mulut dapat mengakibatkan pecahnya bekuan darah sehingga dapat menimbulkan dry socket (alveolar osteitis) yang cukup menyakitkan.
  4. Jangan mengonsumsi makanan dan minuman panas karena akan memperlambat bekuan darah.
  5. Disarankan mengonsumsi air dingin atau air es akan membantu proses pembekuan darah.
  6. Jangan meminum alkohol selama 24 jam setelah pencabutan gigi.
  7. Sikat gigi dan berkumur dengan pelan agar bekuan darah tidak terbuang.
  8. Jangan merokok setidaknya 24 jam setelah mencabut gigi. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah sehingga meningkatkan resiko pendarahan dan mengakibatkan terhambatnya proses pemulihan.
  9. Jika terjadi pembengkakan, lakukan kompres dengan air dingin pada pipi untuk meredakannya.
  10. Memakan makanan lunak, sehat dan bergizi.
  11. Minum obat sesuai instruksi dokter gigi.
  12. Jika diperlukan konsumsi vitamin C dan vitamin B untuk membantu proses penyembuhan luka.

Tidak perlu khawatir jika memang tindakan pencabutan gigi harus dilakukan sebagai jalan keluar untuk masalah gigi anda. Karena mematuhi anjuran dokter dan mengikuti perawatan setelah pencabutan gigi bisa menjadi keputusan yang baik dan memengaruhi kesehatan gigi dan mulut di masa mendatang.

Diasuh oleh:

drg. Santa Silalahi M.S. (Dokter Gigi RSGM Maranatha)

dirangkum dari berbagai sumber