Kita semua suka mengunyah. Setiap individu ingin menikmati makanan yang dikonsumsinya, dan proses pengunyahan yang terjadi. Pengunyahan merupakan proses menggerakan rahang dalam arah vertikal dan horisontal sehingga gigi di rahang atas dan rahang bawah dapat berdekatan dalam waktu yang bersamaan. Proses ini membuat makanan dapat dilumatkan kemudian dikontrol bentuk dan posisinya dengan bantuan dari otot mulut, lidah, bibir, dan pipi.

Selama proses pengunyahan, rahang bawah akan bergerak dalam satu kali proses pengunyahan dan memindahkan makanan dari satu sisi ke sisi lainnya dengan mudah. Pergerakan ini terjadi  ketika gigi berada dalam posisi yang sama di dalam lengkung rahang atas dan rahang bawah.  Pemindahan makanan ini dibantu gigi di bagian depan sehingga terjadi efisiensi dalam pengunyahan. Selain itu, lidah, bibir, pipi juga membantu dalam memanipulasi makanan sehingga makanan dapat berpindah diantara gigi secara terus-menerus selama pergerakan rahang bawah.

Penyebab Proses Pengunyahan Terganggu

Ada berbagai macam kondisi yang dapat menyebabkan proses pengunyahan terganggu, utamanya karena kondisi gigi yang berubah hingga pada kondisi kehilangan gigi. Akibat perubahan dan kehilangan gigi inilah yang pada akhirnya akan berdampak terhadap proses pengunyahan. Oleh karena itu, seseorang harus mengetahui kondisi apa saja yang dapat memengaruhi proses pengunyahan. Kondisi-kondisi yang dimaksud sebagai berikut:

  1. Maloklusi
    Gigi dengan susunan yang tidak ideal dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan penelanan. Pada kasus gigitan terbuka dibagian depan, seseorang akan kesulitan dalam menggigit makanan dengan gigi depan. Begitupula apabila mengalami gigitan terbuka dibagian belakang, maka akan kesulitan mengunyah pada gigi belakangnya. Kondisi ini dapat menyebabkan proses pengunyahan makanan menjadi kurang efisien.
  2. Trauma Pada Gigi
    Gigi yang sehat akan tertanam kuat dalam soket, namun trauma atau kecelakaan yang terjadi mengenai wajah akan menghasilkan gaya yang sangat besar sehingga dapat melepaskan gigi dari soketnya. Kehilangan gigi dapat terjadi juga karena keadaan lainnya, seperti gangguan sendi temporomandibula yang ditandai oleh nyeri pada rahang. Gangguan ini menyebabkan kehilangan gigi akibat tekanan terus-menerus pada gigi dan struktur tulang disekitarnya.
  3. Penyakit Periodontal
    Penyakit periodontal yang menyerang gusi dan jaringan penyangga gigi merupakan salah satu penyebab utama kehilangan gigi pada orang dewasa. Penyakit periodontal yang terjadi menyebabkan pembengkakan atau infeksi jaringan periodontal yang disebabkan oleh kesehatan rongga mulut yang buruk karena kurangnya menjaga kebersihan rongga mulut.
    Salah satu contoh kebiasaan buruk yang dapat memengaruhi kondisi jaringan periodontal adalah merokok.
  4. Karies
    Karies gigi disebabkan oleh peran bakteri yang mensintesis gula hingga terjadi pembentukan asam secara perlahan sehingga merusak struktur gigi, hal ini ditandai dengan nyeri dan menyebabkan bau mulut.

Efek Gangguan Proses Pengunyahan

Adapun hal yang akan terjadi apabila seseorang mengalami perubahan kondisi gigi hingga kehilangan gigi adalah sebagai berikut:                  

  1. Modifikasi kondisi normal dari rongga mulut
    Perubahan pola pengunyahan akibat kehilangan gigi akan mengakibatkan perubahan yang signifikan pada kondisi normal rongga mulut. Seseorang yang mengalami kehilangan gigi dan tidak diganti akan memiliki resiko kehilangan tulang lebih tinggi dibandingkan pada kondisi gigi yang lengkap.
  2. Faktor resiko gangguan pengunyahan
    Proses pengunyahan sangat dipengaruhi oleh jumlah gigi yang dipilih sebagai kunci utama dari fungsi oral dan status kesehatan mulut. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengurangan fungsi gigi dan mulut pada masa tua yang terkait dengan kelemahan pada otot pengunyahan, hal ini disebabkan karena ketebalan otot menurun pada pasien dengan kehilangan gigi sehingga mengurangi kekuatan gigitan. Kelemahan ini dapat memengaruhi keinginan menggigit, mengunyah, dan menelan dan dapat menyebabkan modifikasi pilihan makanan sehingga kehilangan gigi dan status gigi menunjukkan dampak negatif pada diet dan pemilihan makanan.
  3. Faktor penentu kesehatan rongga mulut
    Kehilangan gigi dapat disertai dengan kekurangan fungsional dan sensorik mukosa oral, otot mulut, dan kelenjar ludah. Pada individu yang kehilangan gigi tanpa diganti, fungsi saliva sebagai proteksi dapat terganggu dan mengubah indera pengecapan terhadap makanan.

Cara Yang Dilakukan Untuk Menjaga Dan Mengembalikan Proses Pengunyahan

  1. Pencegahan
    Bagi individu yang masih memiliki jumlah gigi yang lengkap dapat melakukan beberapa hal ini:
    • Tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan rajin menyikat gigi 2 kali sehari, pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur.
    • Rajin memeriksakan gigi ke dokter gigi dan membersihkan karang gigi minimal 6 bulan sekali untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan penyangga gigi (periodontal).
    • Konsumsi makanan yang tinggi serat dan sehat serta rajin meminum air putih agar kesehatan rongga mulut tetap terjaga.
    • Membiasakan mengunyah 2 sisi untuk menyeimbangkan beban pengunyahan dan mencegah masalah pada sendi temporomandibular.
    • Menghindari kebiasaan buruk seperti merokok, menggigit-gigit kuku dan benda lain yang dapat merusak kondisi jaringan periodontal
  2. Perawatan Gigi
    Bagi individu yang memiliki permasalahan pada gigi (gigi yang berjejal dan gigi yang hilang namun belum diganti) dapat melakukan beberapa hal ini:
    • Memeriksakan kondisi gigi yang berjejal untuk dilakukan perawatan kawat gigi untuk mengembalikan fungsi pengunyahan dan estetika gigi
    • Memeriksakan kondisi gigi yang berlubang untuk dilakukan perawatan penambalan atau perawatan saluan akar agar gigi tersebut dapat berfungsi dengan baik
    • Memeriksakan kondisi gigi yang hilang untuk dilakukan pengembalian fungsi pengunyahan dari gigi yang telah hilang namun belum diganti.

Diasuh oleh: Dian Lesmana, drg., M.Kes. (Dokter Gigi RSGM Maranatha)

Daftar Pustaka:

  1. Ekstroem J, Nina K. Regulatory mechanism and salivary gland function. salivary  gland disorders and diseases: diagnosis and management. Stuttgart: Thieme 2011; Hal. 11-15.
  2. Lang J. Clinical anatomy of the masticatory apparatus peripharyngeal spaces. Stuttgart: Thieme 1995; Hal. 69-71.
  3. Ash MM, Nelson SJ. Wheeler’s dental anatomy, physiology, and occlusion. 8thed. St. Louis, Missouri: Elsevier 2003; Hal. 259-75.
  4. Kremer JM, McMullen W. Basic tutorial biopac student lab. Goleta: BIOPAC Inc. 2008; Hal. 1-40.
  5. Ikeda E, Morita R, Nakao K, Ishida K, Nakamura T, Takano Y, et al. Fully functional bioengineered tooth replacement as an organ replacement therapy. PNAS 2009;106(32):13475–480.
  6. Gilchrist J. What is removable partial dentures?2010. Diunduh 22 April 2015.  Available at: http://www.wisegeek.com.
  7. Khalifa N, Patrick FA, Neamat  HA, Manar EAR. Factors associated with tooth loss and prosthodontic status among Sudanese adults. J Oral Scie. 2012;54(4):303-12.

Wang XPB, Zhong ZK, Chen ME, Stewart C, Zhang K, Zhang J., et al. History of frequent gum chewing is associated with higher unstimulated salivary flow rate and lower caries severity in healthy Chinese adults. Caries Res 2012;46:513–8.

Write a comment:

*

Your email address will not be published.